Koperasi Pidung Jaya: Cerita Perjuangan dari Desa Kecil yang Kini Hadirkan Harapan Baru bagi Ekonomi Warga Bolsel

BOLSEL47 Views

KUTIPAN BOLSEL— Di sebuah sudut Desa Pidung, Kecamatan Pinolosian Timur, suara mesin pabrik batako kini menjadi pertanda perubahan. Suara yang dulu tak pernah terbayangkan oleh warga ini kini menjadi simbol harapan, bahwa desa kecil di pesisir Bolsel itu mampu bangkit dan bergerak bersama.

Koperasi Produsen Pidung Jaya (KPPJ), yang sempat menghadapi banyak sorotan pada awal 2025, kini justru menjadi kebanggaan masyarakat. Setelah berbulan-bulan melewati klarifikasi dan memastikan seluruh perizinan resminya, koperasi ini memilih untuk melangkah dengan cara yang paling berarti: menghadirkan pekerjaan, menghadirkan kesempatan, dan menghadirkan mimpi baru bagi warga desa.

Dari Tuduhan ke Kepercayaan

Pertengahan 2025, KPPJ diterpa isu kurang sedap tentang aktivitas ilegal. Bagi para pengurus, masa itu bukan hal mudah. Mereka harus menjelaskan, meyakinkan, dan menunjukkan bukti bahwa semua kegiatan telah berizin dari Kementerian Perindustrian serta dari Pemerintah Kabupaten.

“Kami hanya ingin bekerja dengan benar dan membawa manfaat untuk desa,” kenang seorang pengurus.
Dukungan Bupati Iskandar Kamaru ikut memperkuat langkah mereka. “Kalau tujuannya untuk rakyat, pemerintah tentu akan hadir,” begitu kira-kira pesan yang berkali-kali disampaikan beliau kepada para pengurus koperasi.

Pabrik yang Menghidupkan Rumah-Rumah Warga

Kini, pabrik batako dan paving block milik koperasi telah berdiri tegak, beroperasi setiap hari dengan produksi ribuan unit. Bagi sebagian orang, itu mungkin angka biasa. Tapi bagi masyarakat desa, itu berarti sesuatu yang jauh lebih besar.

Di sana, para pemuda yang sebelumnya harus merantau kini punya pilihan untuk tetap tinggal di kampung halaman. Para ibu rumah tangga yang suaminya bekerja di luar daerah kini bisa melihat penghasilan keluarga bertambah karena adanya pekerjaan baru di desa.

“Kalau butuh batako, paving, atau beton jadi, masyarakat sudah bisa beli langsung di sini,” ujar Hanifa Sutrisna, Dewan Pengawas KPPJ, dengan nada bangga namun tetap rendah hati.

Membangun Perubahan Secara Bertahap

Hanifa menjelaskan bahwa KPPJ tidak berhenti pada pabrik batako saja. Ada rencana besar di balik semua ini—rencana yang dirancang untuk bertahan lama dan memberi manfaat nyata.

“Kami ingin anak-anak Pidung dan desa sekitar bisa hidup dari tanah mereka sendiri. Pelan-pelan, tapi pasti,” ujarnya.

Koperasi bersama PT Hartaka Daya Nusantara tengah menyiapkan beberapa workshop baru:

Wood pellets untuk energi biomassa,

Furniture dari kayu lokal untuk pasar ekspor,

Kopra putih yang bernilai tinggi,

serta teknologi tambang ramah lingkungan agar pertambangan rakyat kelak tidak lagi merusak alam.

Model kerja sama ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi tentang membangun ekosistem ekonomi desa yang saling menguatkan. Limbah kayu furniture, misalnya, akan diolah menjadi wood pellets — tidak ada yang terbuang, semuanya bernilai.

Untuk Anak-Anak, untuk Masa Depan

Di luar urusan produksi, KPPJ tetap hadir untuk masyarakat. Masyarakat tahu koperasi bukan hanya tempat bekerja, tapi juga tempat meminta bantuan ketika jalan rusak, ketika malam gelap butuh lampu, ketika pemuda butuh dukungan lomba olahraga, bahkan ketika Idul Adha membutuhkan hewan kurban.

“Kami ingin warga merasakan bahwa KPPJ bukan hanya milik pengurus, tapi milik semua,” tambah Hanifa.

Dukungan Pemerintah dan Harapan Baru WPR

Di tingkat kabupaten, Bupati Iskandar Kamaru terus membuka pintu koordinasi, memastikan izin dan proses lain berjalan lancar.
Sementara di tingkat provinsi, kabar baik juga datang: Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) kini memasuki tahap akhir penetapan. Jika WPR terbit, masyarakat Bolsel bisa segera mengurus Izin Pertambangan Rakyat (IPR) secara sah dan berdaulat di tanah sendiri.

Harapan ini terasa sangat besar bagi warga Bolsel, yang selama bertahun-tahun menyaksikan tambang emas dikuasai investor luar, bahkan asing, tanpa dampak ekonomi signifikan bagi warga lokal.

“Kalau IPR nanti terealisasi, masyarakat bisa bekerja secara legal, aman, dan dengan teknologi yang lebih bersih,” kata Hanifa.

Dari Desa untuk Indonesia

Perjalanan KPPJ menunjukkan bahwa perubahan besar bisa lahir dari desa kecil. Dengan gotong royong, dengan kepercayaan, dan dengan keberanian untuk bermimpi lebih jauh, Desa Pidung kini menjadi contoh bagaimana koperasi mampu menggerakkan ekonomi rakyat secara nyata.

Pabrik batako, rencana diversifikasi usaha, pelatihan lingkungan, hingga harapan tambang rakyat yang legal dan berkelanjutan — semuanya adalah langkah kecil yang perlahan membentuk masa depan baru bagi lima desa di sekitarnya.

Kisah KPPJ adalah kisah harapan. Kisah bahwa desa-desa di Bolsel punya potensi besar, dan ketika masyarakat, pemerintah, dan investor lokal berjalan bersama, kesejahteraan bukan lagi sekadar rencana, melainkan kenyataan yang bisa disentuh.***

Comment